Cerita Dongeng Anak Lomba Kura-Kura

Assalamu'alaikum warahmatullah, selamat siang pengunjung kisahcerita.com, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan sebuah cerita dongeng tentang kura-kura yang berlomba lari dengan kelinci, yang akan menggugah hati kita bahwa sebuah usaha yang keras akan membuahkan hasil yang baik, dan terlalu yakin akan kemampuan diri sendiri membuat kita sombong dan meremehkan, akankah kura-kura berhasil memenangkan lomba?, yuk kita simak ceritanya.

Semua penonton antara lomba yang akan berlangsung antara kura-kura dan kelinci berkumpul di pinggiran hutan. Para hewan yang menonton dalam hati sudah membicarakan siapa pemenangnya karena mereka sudah menyadari siapa yang paling cepat dalam berlari antara kura-kura dan kelinci. Tetapi mereka tetap inging memastikan dan menonton perlombaan.

Di sebuah arena yang hijau si kelinci dan kura-kura bersalaman dan siap untuk memulai lomba. Sementara itu si merpati yang menjadi juri sudah memulai aba-aba dan perlombaan pun dimulai, dengan tertatih-tatih si kura-kura memulai larinya dan sempoyongan karena memiliki rumah di punggungnya yang berat tatapi semangatnya tak kunjung surut. Sementara itu kelinci berjalan dengan santai sambil memakan rumput yang ada di arena perlombaan.

Dan sampailah pada pertengahan pertandingan dengan sengaja si kelinci berbaring di atas tumpukan jerami seraya meremehkan pertandingan lari ini, sementara si kura-kura tetap semangat meneruskan lajunya dengan perlahan-lahan tapi pasti.
Ilustrasi Kura-Kura Berlomba +Pixabay 
'Hey kelinci lomba lari sedang berlangsung!!' teriak Si kambing mengingatkan kelinci di pinggir arena.
Tetapi si kelinci menjawab dengan santai 'Iya aku tau', Si Kura-kura paling akan sampai finish nanti sore tenang saja, kata kelinci sambil berbaring kemudian sampai tertidur dengan pulas.

Kehebohan teriakan penonton semakin menjadi ketika si kura-kura hampir sampai di garis finish. sementara itu si kelinci masih tertidur. Dengan penuh semangat kura-kura melangkah sedikit demi sedikit, sedangkan penonton terus melihat kelinci yang masih tertidur pulas.

Waktu seperti tidak ada habisnya, sampai Si Kura-kura memanjangkan lehernya untuk melihat berapa jauh lagi dia harus berjalan, dan dia mengetahui kira-kira hanya beberapa meter lagi, dengan kelelahan dia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai garis finish.

Dan kemudian dengan kaget si kelinci terbangun dan melihat si kura-kura hampir sampai pada garis finish. Dengan cepat dia bergegas berlari sampai seperti melayang karena saking cepatnya dengan di ikuti pandangan dari para penonton.

Para burung bercuit-cuit! Singa mengaum membahana! Para penonton yang lain melompat lompat kegirangan. Mereka tidak menyangka pertandingan bisa seseru ini. Mereka berteriak riuh mendukung Pak Kura-kura yang masih berjalan lamban beberapa langkah lagi ke garis akhir sedangkan Bung Kelinci sudah sangat dekat. Sekarang sudah beberapa senti lagi dan Bung Kelinci sudah ada di belakang punggungnya.
Pak Kura-kura meregangkan lehernya panjang sekali dan menyentuh garis akhir sesaat lebih cepat daripada Bung Kelinci.

Si kura-kura memenangkan lomba!
Para penonton bertepuk tangan dengan riuh. Mereka mengarak Pak Kura-kura di atas punggungnya dan bernyanyi betapa baik dan bahagianya dia.

'Pak Kelinci seperti biasa terlalu yakin pada dirinya sendiri,' begitu kata seekor burung hantu kepada burung elang. 'Sekarang dia harus menyadari bukan hanya lari cepat yang bisa memenangkan lomba.' (Tamat)


Nah itulah akhir dari lomba yang meleset dari perhitungan banyak orang, jangan lupa baca juga cerita Anak Kelinci dan Temannya.

Pesan dari cerita Dongeng Anak ini adalah : yakin pada diri sendiri itu boleh, tetapi kemudian menjadi sombong dan meremehkan orang lain adalah perbuatan yang buruk.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Kelinci dan Temannya

Assalamu'alaikum warahmatullah, kisahcerita.com kembali menghadirkan dongeng yang inspiratif untuk para pembaca, kali ini kami akan memberikan cerita dari seekor kelinci yang punya banyak teman tetapi ketika kesusahan apakah ada teman yang akan menolongnya?, mari kita simak kisahnya.

Kisah ini di buka dengan seekor kelinci, tidak ada seekor binatang pun yang menganggap Si Kelinci sombong, bahkan ada banyak hewan lain yang menjadikan kelinci yang baik sebagai sahabat mereka. Karena itulah si kelinci sangat senang dalam menjalani hidupnya. Kemudian pada pagi hari yang sejuk dia ingin mengunjungi saudara saudaranya dengan penuh semangat, sampai dia tertimpa reruntuhan ranting yang membuat kakinya tergores.
Ilustrasi Kelinci dan Temannya +Pixabay 

Lukanya tidak cukup parah tetapi dia khawatir karena besok mendengar kabar bahwa seorang pemburu akan datang di sekitar daerahnya. Dia berjalan tertatih-tatih beberapa langkah dan kemudian terduduk, ia menggaruk telinganya yang panjang. Sesuatu pasti ada yang salah, pikirnya.

'Kenapa aku harus lari terus terusan untuk menghindari anjing pemburu itu' katanya dalam hati sambil memijit-mijit kakinya yang agak sakit itu sambil berkata lagi dalam hati 'aku akan melakukan sesuatu yang lain untuk mengatasinya'
Dia merubah rute perjalanannya yang semula untuk menemui anaknya kini menjadi ke sebuah taman tempat si Kuda sahabatnya.

'Selamat pagi temanku si kuda' katanya. 'Aku sedang dalam masalah karena kakiku yang sedang terluka sehingga aku tidak bisa menghindar dari kejaran anjing para pemburu bolehkah aku naik ke punggungmu?'

'Kamu tentu tahu bahwa aku akan membantumu bila bisa' kata Si Kuda. 'Tetapi besok aku harus bekerja dengan majikanku seharian. tenanglah orang baik sepertimu pasti akan dapat bantuan dari yang lainnya, aku yakin akan hal itu'

Si kelinci berterimakasih kepada kuda lalu pergi melanjutkan perjalalan ke tujuan berikutnya, alangkah senangnya dia ketika bertemu dengan si kerbau dan tanpa basa-basi dia langsung menceritakan kisahnya yang sebelumnya terjadi.
'Tubuhmu yang besar serta tandukmu yang kokoh tentu akan bisa menghadang para anjing pemburu beserta pemburunya sekalian' kata si kelinci.

'Iya, tentu aku bisa melakukan hal itu kawan' jawab si kerbau. 'Sayangnya aku ada pertemuan penting besok yang harus aku kunjungi dan aku sudah berjanji dengan saudaraku.'
'Saya mengerti' dengan cepat si kelinci memberikan jawaban. 'Sudahlah, tidak apa apa kok.'
'Aku melihat si kambing beberapa hari yang lalu, tentu dia juga bisa menolongmu coba tanya kepadanya' kata si kerbau.

Setelah lama mondar-mandir kesana kemari si kelinci bersandar sebentar di bawah pohon dan secara kebetulan si kambing datang menghampiri, dan dengan segera kelinci menceritakan kisahnya lagi.
Kemudaian kambing berkata 'Aku sangat senang kalau bisa membantumu kamu tau sendiri kan bagaimana hubungan pertemanan kita, tetapi badanku sedang tidak enak saat ini mungkin karena makanan yang aku makan tadi' kata si kambing sambil merengut.

Sampai pada sore hari dia tak kunjung dapat bantuan dari teman-teman yang di percayainya mereka kelihatan sangat sibuk dari hari-hari biasanya dan kelihatan enggan untuk dimintai pertolongan.

Jika anda sedang mencari berbagai alamat perusahaan anda bisa berkunjung ke website kantoralamat.net

Si kelinci pun pulang dengan perasaan was-was ketika memikirkan hari esok, bagaimana yang akan terjadi dengan keluarganya terutama dirinya yang sedang terluka, sesampainya di rumah dia masuk dan berkumpul di dalam rumahnya, rumah kelinci adalah lubang yang berada di bawah tanah. Dan tanpa di duga ada si laba-laba yang lewat, kelinci memanggilnya dan menceritakan masalahnya kepadanya. Tanpa di duga si laba-laba bersedia membantu dengan menutupi pintu rumah si kelinci dengan benangnya sehingga tidak terlihat lagi. Si kelinci pun sangat berterimakasih kepada sang laba-laba.

Kemudian kelinci menceritakan pengalamannya kepada anaknya seraya berkata 'Jika kalian ingin tau teman yang sebenarnya patut di perjuangkan cobalah meminta bantuannya dan kalian akan tau sahabat yang sebenarnya'. (Tamat)

Pesan dari cerita Dongeng Anak ini adalah : ketika dalam kesulitan kawan sejatilah yang akan menolong kita.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Tupai Yang Nakal

Assalamu'alaikum warahmatullah, setelah sebelumnya kita sudah mengetahui Cerita Dongeng Anak Pohon Mahoni dan Ilalang, maka kali ini kita juga akan membahas tentang kisah yang dapat memberi pelajaran si buah hati tentang tidak bolehnya mempunyai sifat malas dan nakal, yuk kita langsung simak cerita dongengnya.

Dia sebuah desa hidup seekor tupai yang rakus dan pemalas. Si tupai tinggal bersama dengan neneknya yang sebatang kara di desa tersebut. Dan kemudian neneknya berkata kepada sang tupai 'Nenek sekarang sudah tua sehingga tidak kuat bekerja lagi. Cucuku sekarang engkau harus menggantikan nenek menggali tanah, menanam benih, merawat tanamannya dan memanennya kalau sudah panen'.

Si tupai itu mengangguk setuju, tetapi dalam hati dia malas untuk mengerjakan apa yang dipesankan neneknya. Setiap hari sang nenek menduga tupai bekerja di ladang padahal dia bermain-main bersama teman-temannya. Bermain lumpur dan yang paling dia sukai adalah mandi di sungai. Ketika saat dia pulang dia berpura-pura mengeluh bahwa badannya lelah sekali.

'Nek hari ini aku bekerja keras, Lihatlah Nek, kotornya badanku' kata si tupai. Saat neneknya sibuk di dapur menyiapkan makan malam yang lezat untuknya.

Ketika waktu untuk menanam kacang tiba, Si tupai meminta benih untuk di tanam di ladangnya tetapi sebenarnya dia tidak menanamnya sama sekali melainkan memakannya, sehingga tidak ada satupun benih yang menjadi tanaman.

Ilustrasi Si Tupai Yang Nakal +Pixabay 
Hari dimana dia harus merawat tanaman telah tiba, Setiap hari ia berangkat ke sawah, dan setiap malam ia mengeluh kepada neneknya tentang beratnya tupai bekerja. Suatu ketika neneknya ingin ikut bersama sang tupai untuk melihat tanaman yang telah ditanamnya. Si Tupai nakal bingung, namun ia ingat bahwa tetangganya yang sedang pergi ke pasar hari itu memiliki kebun kacang yang subur.

'Ah, tentu saja Nek, Mari kita pergi' kata si tupai yang menemukan ide.

Neneknya kagum dengan kesuburan kebun kacang yang di lihatnya tetapi tidak tau kalau itu bukan milik cucunya dan Si tupai menyombongkan dirinya kepada neneknya dan berkata bahwa semua ini adalah hasil kerjanya.

Akhirnya saat panen pun telah tiba si tupai sangat bingung karena dia tidak punya sebutir kacangpun untuk dipanen. Si tupai memutuskan untuk mencuri dari kebun tetangganya yang subur.

'Tetangganya seorang petani memiliki kacang banyak dan bagus. petani tidak akan merasa kehilangan jika aku berhati-hati' Ia kemudian tertawa sendiri.

Tetapi kemudian petani sadar dengan apa yang terjadi di ladangnya karena selalu merawatnya sendiri  dan berkata 'Aku akan menangkap pencuri kacang-kacangku.'

Petani itu kemudian membuat jebakan untuk menjebak tupai itu. Dia mengambil labu yang besar kemudian di sulap seperti kepala seseorang dan kemudian dilumuri lem yang lengket.

Tak lama kemudian sang tupai datang sambil berlari-lari. Ia memikirkan tentang makanan enak dari kebun petani. Di tengah ladang ia melihat labu itu.

  'Siapa itu,' katanya si tupai dan dia berlari menuju ke labu itu dengan marah.

  'Siapa kamu dan apa yang kamu lakukan di sini?' bentaknya pada labu itu, tetapi tidak ada jawaban.

  'Siapa kamu?' jerit si tupai. 'Katakan padaku sekarang juga atau aku pukul dan aku tendang.'

Tetapi tentu saja labu itu tidak berkata sepatah pun juga. Tupai itu marah sekali dan menendang si labu. Alangkah terkejutnya ia sewaktu merasa kakinya tidak dapat dia lepaskan.

  'Lepaskan aku!' bentak si tupai dan memukul labu. Kali ini tangannya melekat pada lem itu.

Sepanjang hari tupai itu melekat erat pada labu itu. Ia sangat kelaparan dan kehausan. Akhirnya ketika senja tiba, si petani datang ke ladangnya.

  'Ho ho,' tawanya, ketika petani melihat si tupai melekat erat pada labu.

  'Maling itu akhirnya tertangkap! Kau tidak akan pernah bisa mencuri lagi, tupai nakal!' Kemudian petani mengambil tupai itu dan membawanya pulang. (Tamat)
 
Dan itulah akhir dari kisah si tupai yang tidak mau bekerja karena malas dan suka mengambil kacang milik orang lain. Adek adek bisa membaca terus kisah kisah yang mempunyai pelajaran dan motivasi di kisahcerita.com

Pesan dari cerita Dongeng Anak ini adalah : Jangan malas bekerja dan suka mengambil milik orang lain yang bukan milik kita.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Pohon Mahoni dan Ilalang

Assalamu'alaikum warahmatullah, kami akan memberikan sebuah dongeng tentang dua buah tumbuhan yang bersahabat yaitu pohon mahoni dan ilalang yang tumbuh di sebuah taman, Yuk simak ceritanya.

Pada suatu hari angin bertiup sangat kencang, sehingga batang-batang padi roboh ketika angin menerjangnya. Pohon-pohon yang kecil di hutan tunduk dengan rendah hati mengikuti tiupan angin dan binatang hutan meringkuk mencari tempat berlindung. Suara badai bergemuruh menerpa daun pepohonan dan melewati kolam teratai yang membuat airnya berombak dan berbuih, meratakan bunga-bunga di sekelilingnya. Semua makhluk di darat menatap ke langit, melihat apa yang membuat keributan ini.

Tapi pohon mahoni yang berukuran besar dan tinggi masih berdiri dengan gagah, tidak bergeming walaupun badai berkecamuk.
Ilustrasi Pohon Mahoni dan Ilalang +Flickr 
Kemudian terdengar suara 'Kenapa kamu tidak membungkuk ketika angin menghantam dahan-dahanmu?' tanya ilalang kurus yang berlenggak lenggok kesana kemari, tak berdaya ditiup angin. 'Aku pohon Mahoni!' sang pohon menjawab. 'Aku tidak tunduk pada siapa pun!', dengan membusungkan badannya.
 
'Oh begitu ya!' jawab ilalang dengan sedih. 'Aku hanya ilalang kurus. Aku bergoyang setiap ada angin yang berhembus.'

Pohon mahoni membalas keluhan ilalang dengan meremehkan, 'Hah! Badai kali oni tidak seberapa! Kamu tidak tahu berapa sering badai besar yang telah aku alami dan telah aku kalahkan!' 

Badai seperti mendengar perkataan pohon mahoni, dan kemudian angin berhembus lebih kencang. Kilatan halilintar menerangi langit, butiran hujan berjatuhan seperti desing peluru menghujani pohon mahoni.
Si pohon mahoni berusaha bertahan tetapi desakan angin makin menjadi di tambah tanah yang gembur karena terkena hujan. Tak lama kemudian tubuh pohon mahoni bergetar, roboh dengan suara membahana menghantam tanah karena akarnya tidak cukup kuat untuk menahan sang mahoni. Akhirnya prahara itu berakhir, dan matahari muncul dari balik awan, tersenyum ke bumi di bawahnya. Semua kembali tenang.

Si ilalang kurus itu kemudian berdiri tegak kembali, di dalam hatinya ia bersedih, 'Alangkah kasihan pohon mahoni! Kita telah lama berkawan baik.' (Tamat)

Berakhirlah cerita kita kali ini yang membuat kita sadar bahwa sombong itu merupakan perbuatan yang tidak terpuji karena kita tidak akan tahu seberapa besar masalah dan cobaan yang akan kita hadapi, jangan lupa baca juga cerita yang lainnya seperti Cerita Dongeng Anak Singa dan Tikus.


Pesan dari cerita Dongeng Anak ini adalah : tidak baik berkata sombong, sehebat apa pun kita masih ada yang mungkin melebihinya, seperti sebuah kata 'Diatas langit masih ada langit'.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Singa dan Tikus

Assalamu'alaikum warahmatullah, Apakah mungkin tikus yang begitu kecil mampu menolong singa sang raja hutan?, semuanya tidak ada yang tidak mungkin sebagai contoh cerita dongeng yang akan kami hadirkan berikut ini.

Matahari bersinar hangat kadang kadang tertutup awan, bunga-bunga bergoyang dengan lembut, bayangan dari daun-daun pohon kian indah di bawah tanah hutan. Saat semua binatang berbaring tidur siang dengan nyenyak membuat keadaan menjadi sepi, kecuali seekor tikus yang menggoyang-goyangkan kumisnya dan bermain-main dengan bayangan pepohonan. Dia lari kesana kemari dengan riang sambil menikmati cuaca hangat dan tiupan angin.

Saking senangnya dia bermain secara tak sengaja dia menabrak seekor singa besar yang sedang berbaring malas di bawah pohon. Tikus tersebut sebetulnya tidak tahu kalau yang dia tabrak itu sang singa karena badannya yang berwarna seperti pohon. Dia baru tersadar setelah dia melewati hidung sang Singa dan merasakan hangatnya hembusan nafas yang keluar dari hidung sang singa.

Si terbangun karena hidungnya terasa gatal. Dia membuka satu matanya dan melihat seekor tikus abu abu di depan hidungnya, lalu ... HAP! Dengan secepat kilat cakarnya menjepit ekor si tikus.

Si tikus mencicit dengan penuh rasa takut sambil berkata, 'Jangan! Jangan wahai Raja Hutan! Kasihanilah aku!' Dia berusaha melepaskan ekornya dari cengkeraman cakar sang Singa dengan segenap tenaganya. Tapi sayangnya dia tidak bisa melepaskannya dan ketika sang Singa mengaum keras seperti halilintar, tubuh si tikus bergetar ketakutan.

'Jangan! Jangan! si Tikus gemetaran, Jangan wahai Raja! Kasihanilah aku. Lepaskanlah cakarmu dan biarkan aku pergi.' Kata si tikus.
Ilustrasi Singa Sang Raja Hutan +Flickr 

Tapi sang Singa malah meneriakinya lebih keras lagi dengan aumannya. Si Tikus mengumpulkan seluruh keberaniannya lalu mencoba membujuk, 'Tentunya anda sang Raja Hutan tidak mau mengotori cakarnya dengan darah tikus yang tidak berguna ini. Mohon lepaskanlah aku!'

Dan sang Singa menekan ekor sang tikus sedikit lebih keras dengan cakarnya.'Oh Raja! Jika engkau berkenan melepaskanku, suatu hari nanti aku akan menolongmu!'
Sang Raja Hutan merasa lucu mendengar perkataan dari si tikus yang satu ini tertawa terbahak-bahak meremehkan. Dia melepaskan cengkeramannya dan membiarkan si Tikus pergi melarikan diri.

Beberapa minggu kemudian, si Tikus yang sedang berjalan jalan di hutan mendengar suara auman membahana dari ujung hutan lainnya. Dia mencari asal suara itu dan dia menemukan sahabatnya sang Singa terperangkap di dalam jaring pemburu. Sekarang sang Raja Hutan yang berguling-guling berusaha melepaskan diri dari perangkap, tetapi semakin keras dia berusaha, jeratnya semakin kencang.

Si Tikus segera menyadari apa yang terjadi dan dengan cepat dia menggigiti jaring, dan tak lama kemudian sang Raja Hutan telah bebas.

'Taukah anda jika kebaikan pasti akan dibalas kebaikan,' kata si tikus sambil tersenyum sambil lari bermain lagi berkejaran dengan bayangannya.


Kita dapat memetik berbagai pelajaran dari cerita ini karena si tukus yang kecil seperti itu saja bisa berguna bagi yang lain dalam keadaan tertentu jadi percaya dirilah dengan diri sendiri pasti kita akan membuat banyak kebaikan, jangan lupa juga untuk membaca Cerita Dongeng Anak Keluhan Sang Anak, yang berpesan kebaikan dan kesabaran pasti membuahkan hasil.

Pesan dari cerita Dongeng Anak ini adalah : seperti kata si Tikus, perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, entah itu dari orang yang kita tolong atau datang dari orang lain.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Sarang Burung Pipit

Assalamu'alaikum warahmatullah, apa kabar untuk para penikmat cerita dongeng yang berbahagia kami akan membagikan cerita tentang pekerjaan yang harus diawali dengan diri kita sendiri, ini dia gambarannya.

Pada pagi yang cerah burung pipit-pipit kecil berkicau dengan bersemangat menyambut ibunya yang akan turun membawa cacing di paruhnya.

'Ibu! Ibu!' teriak mereka berkicau, dan mereka kemudian berkata 'Kami dengar Pak Tani akan menyuruh para tetangganya memanen padi! Mereka mungkin akan menemukan sarang kita!' Keluarga burung pipit itu memang membuat sarang yang tersembunyi oleh batang padi yang tinggi.

'Hhmmph!' Ibunya menarik nafas sambil membagi cacing itu untuk mereka makan bersama. 'Tidak usah takut, tetangganya tidak akan dengan cepat melakukan hal itu untuk pak tani!'

'Ibu! Ibu!' anak-anak pipit kecil itu berteriak lagi keesokan harinya. Kali ini ibunya membawa makanan ulat yang besar. 'Hari ini kami mendengar Pak Tani menyuruh paman, sepupu, dan keponakannya untuk memanen padi kembali!'


Ilustrasi Burung Pipit +Flickr 

'Hhmmph! Keluarganya ya! Mereka tidak akan cepat membantunya juga!' Ibunya menjawab dengan tenang sambil menidurkan si kecil.

'Anak-anak kalian dengar hal apa hari ini?' Giliran ibu bertanya di hari ketiga. Sambil membawakan seekor kumbang gendut.

'Ya Ibu! Ya!' mereka menjawab. 'Kami dengar dia berkata bahwa padinya sudah tua, dia akan memanennya sendiri.'

'Hahh!!' Ibu pipit terkejut. 'Jika Pak Tani akan memanennya sendiri, berarti dia memang akan melakukannya. Kita harus segera pindah!'

Mereka langsung bergegas mengumpulkan barang-barang mereka dengan paruhnya lalu bergegas pergi ke tepi hutan. Waktunya benar-benar tepat, karena tidak berapa lama kemudian Pak Tani datang membawa sebuah arit besar dan mulai menyabit padi.

'Ibu tahu sesuatu akan terjadi jika dia memutuskan untuk mengerjakannya sendiri!' Ibu pipit itu berkata dengan yakin.

Baca Juga: Cerita Dongeng Anak Rubah dan Kambing

Pesan dari cerita Dongeng Anak ini adalah : jika memang bersungguh-sungguh melakukan sesuatu, maka dia akan memulainya dengan diri sendiri.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Rubah dan Kambing

Assalamu'alaikum warahmatullah, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan cerita dongeng yang akan menjadi pembelajaran bagi kita untuk selalu hati hati dalam melakukan segala sesuatu jangan ceroboh dan orang yang tidak tahu balas budi itu tidak baik, ini dia ceritanya tentang rubah yang menipu kambing.

Sudah lama seekor rubah melompat-lompat berusaha keluar dari sebuah sumur tua. karena airnya dangkal di saat si rubah mau meminumnya tak sengaja terpeleset jatuh ke dalam sumur. beruntung airnya dangkal sehingga rubah tidak tenggelam tetapi si rubah tidak bisa keluar dari sumur itu. Dinding sumurnya terlalu tinggi untuk dilompati rubah.
Ia beristirahat sejenak karena lelah setelah lama berusaha melompat keluar sumur. Lalu dia menengok ke atas melihat ke atas lubang sumur, ternyata di atas terlihat ada seekor kambing yang sedang melongok melihat ke dalam sumur.
Ilustrasi rubah dan kambing +Google+ 
'Apakah airnya segar?' tanya si Kambing penasaran.
Si Rubah menyadari si Kambing tidak tahu kalau rubah itu sedang terjebak di dalam sumur, dia berusaha memanfaatkan hal ini untuk bisa meloloskan diri dari sumur.

'Iya segar sekali!' jawab si Rubah. "Turunlah dan coba rasakan sendiri!"
Karena si Kambing sedang kehausan karena cuaca yang sangat panas. Dia kemudian segera melompat ke dalam sumur. Rubah dengan cepat langsung melompat ke atas punggung kambing dan melompat lagi ke luar sumur.

Si Kambing akhirnya sadar dia terjebak, dan berteriak meminta tolong pada rubah untuk menariknya keluar. Tapi Rubah itu hanya tertawa sambil berkata 'Makanya lihat-lihat dulu sebelum melompat!'.
Sedangkan rubah tidak tau ternyata di luar sumur tersebut sedang ada seekor singa yang siap memangsanya. (Tamat)

Begitulah jika kita bertindak tanpa pikir panjang dan suka menipu tentu saja akibat perbuatan kita pastilah buruk, dan jangan lupa untuk membaca juga Cerita Dongeng Anak Keluhan Sang Anak yang akan memberi banyak pelajaran.

Pesan dari cerita Dongeng Anak ini adalah : Pikirkan dahulu akibatnya sebelum berbuat sesuatu, jangan suka menipu dan jangan menjadi orang yang tidak tau balas budi.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Keluhan Sang Anak

Assalamu'alaikum warahmatullah, blog cerita dongeng anak kembali menghadirkan sebuah kisah islami semoga cerita dongeng anak ini mengajarkan kita tentang kesabaran yang harus di hadapi ketika seorang menjalani kehidupan, yuk kita simak ceritanya berikut ini.

Di suatu hari, seorang anak menghampiri ayahnya dengan muka cemberut dan penuh kekesalan… 
'Oh Ayah' kata sang anak…

'Ada apa nak?' ayahnya bertanya...

'aku lelah yah, sangat lelah … aku lelah karena aku belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapat nilai bagus sedangkan temanku dapat nilai bagus dengan menyontek… aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…'
'aku lelah karena aku kadang harus membantu ibu membersihkan rumah, sedangkan temanku punya pembantu, kenapa kita tidak punya pembantu saja!… aku capek, sangat capek…'


'aku lelah karena aku harus menabung, sedangkan temanku jajan terus tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus!…'

'aku lelah ayah karena aku harus tidak menyakiti dengan menjaga lisanku, sedang temanku kadang berbicara sampai aku sakit hati…'

'aku lelah ayahku karena aku harus menghormati teman-temanku, sedangkan teman-temanku seenaknya saja bersikap kepadaku…'

aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..'
sang anak mulai menangis…

Setelah mendengar penjelasan anaknya itu sang ayah tersenyum manis dan mengelus kepala anaknya sambil berkata 'ayo ikut ayah nak, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu', lalu sang ayah menggandeng tangan sang anak kemudian mereka melewati sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan rerumputan yang panjang… lalu sang anak pun mulai mengeluh 'ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka tergores rumput. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah' … sang ayah mempererat gandengannya dan melindunginya di belakang tubuhnya.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat jernih, ada banyak gemerlap dari sayap kupu-kupu yang sedang mengerumuni bunga-bunga yang sangat cantik, dan pepohonan yang rindang…
Ilustrasi sang anak berjalan dengan anaknya +Flickr 

'Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!' sang ayah hanya tersenyum kecil dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau. 

'Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah' ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

' Nak tahukah engkau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?'
' Ndak tau yah memang kenapa?'

'Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu'

'Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah'

' Apakah engkau sudah mengerti maksudnya nak?'

' Aku masih belum mengerti yah'

” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

' Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar '.... kata sang anak pelan.

'Ayah tau nak, oleh karena itu tadi ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup kita ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti engkau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, ... jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena muslim tahu ada Allah di sampingnya yang akan slalu menolongnya… maka juka dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”

'Ya ayah, aku tau... aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain berjalan pulang'

Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya. (Tamat)

Demikianlah kisah yang sangat bagus dari seorang ayah kepada anaknya yang sedang di landa kelelahan karena berbuat baik, dan sebagai cerita dongeng anak yang memotivasi untuk terus bersabar dalam menjalani kehidupan di dunia ini, selain bersabar juga sambil berjalan (bertindak) untuk menggapai tujuan hidup.

Pesan dari cerita Dongeng Anak adalah : Adalah sabar dan istiqomahlah pada kebaikan yang kita lakukan karena dengan begitu semua yang kita lakukan akan menjadi terbayar suatu saat nanti ketika waktunya tiba. Jangan lupa bahwa allah selalu berada di dekat kita, kita tinggal memohon pertolongannya.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Ayah dan Keledai

Assalamu'alaikum warahmatullah, kali ini kita akan menceritakan dongeng yang cukup inspiratif untuk membuat sang anak tetap fokus pada satu tujuan yang akan di ambilnya tidak perlu goyah ketika melihat yang lainnya berhasil duluan atau goyah dengan perkataan orang lain jika tujuan kita adalah sesuatu yang mulia, seperti pepatah 'ada banyak jalan menuju ke roma' tinggal kita menempuh jalan yang mana, dan langsung saja kita mulai ceritanya.

Ilustrasi Anak, Ayah dan Keledai +Flickr 
Seorang ayah dan anaknya pergi ke suatu pasar untuk menjual seekor keledai. Karena perjalanannya lumayan jauh sang ayah dan anak tersebut naik keledai secara bersama-sama, ketika mereka sampai pada suatu daerah yang ramai orang. Ada seseorang di tempat itu kemudian berkata, 'Malang sekali nasib keledai itu, tubuhnya yang kecil di kendarai oleh dua orang sekaligus'.

Mendengar perkataan itu, sang ayah kemudian turun sedangkan anaknya mengendarai keledai dengan di tuntun ayahnya. Sehabis itu mereka kemudian berjalan lagi, sampai bertemu kerumunan orang lagi. Salah satu diantara kerumunan orang itu kemudian berkata, 'Tega sekali anak itu, membiarkan ayahnya berjalan di siang hari yang panas sedang dia naik keledai'.

Mendengar perkataan itu, bergantian si anak bergegas turun dan meminta ayahnya untuk naik ke atas punggung keledai. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan sampai bertemu gerombolan orang berikutnya, dan salah seorang diantara mereka kembali berkata, 'Betapa teganya ayahnya itu, membiarkan anaknya jalan kaki sedangkan dia naik keledai'.

Mendengar orang tersebut, sang ayah memutuskan turun dan menemani anaknya berjalan kaki seraya menuntun keledainya.
Ketika mendekati pasar, mereka kembali melihat seseorang dan orang itu juga ikut berkata, 'Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu, untuk apa kalian jalan kaki jika ada keledai?'. (Tamat)


Serba repot bukan kalau kita mendengarkan semua perkataan orang, padahal kita melakukan yang terbaik untuk orang yang kita sayang dan semua jadi sia-sia jika kita terus mendengarkan perkataan orang yang tidak tau kejadian yang sebenarnya, oleh karena itu percaya dirilah jika kita sudah melakukan yang terbaik.

Pesan dari cerita Dongeng Anak adalah : Apabila kita sudah yakin dengan tujuan kita, maka kita harus fokus pada tujuan tersebut. Jangan mudah tergoyahkan dengan pendapat orang lain, karena kita akan dibuat bingung sendiri karenanya.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Petani dan Burung Bangau

Assalamu'alaikum warahmatullah, Sebelumnya kita telah memberikan Cerita Dongeng Anak Angsa Bertelur Emas, maka kali ini kami akan menceritakan tentang petani dengan burung bangau, ada apakah antara petani padi dan burung bangau ini?, yuk kita cari tahu jawabannya dengan cerita dongeng anak berikut kisahnya :

Sinar matahari menyinari sawah dengan sinarnya yang kekuningan, rumah seorang petani tua yang berwarna kuning karena terkena sinar matahari juga tampak lembut seperti terbuat dari mentega. tiupan angin menyejukkan sawah yang padinya sudah berisi biji-biji padi yang siap untuk dipanen.
Ilustrasi Petani dan Burung Bangau +Flickr
Pintu rumahnya di buka dengan semangat oleh petani yang sudah tua itu sambil membawa tongkatnya. Dia membuka pintu gerbang dan berjalan ke sawah untuk melihat jaring jebakan burung yang dia pasang pada malam harinya. Dia ingin sekali menangkap burung-burung yang suka memakan biji padinya. Kemudian dia sangat terkejut ketika menemukan burung bangau yang cukup besar terperangkap di jaring jebakannya. Burung bangau itu berteriak-teriak ketika melihat Pak Tani datang.
'Aku tidak bersalah, Pak Tani yang baik!' kata si bangau memohon.
'Aku sama sekali tidak memakan biji padimu! Aku hanya bersama dengan teman-teman burung yang lain ketika mereka memakan padimu. Dan kemudian tidak sengaja aku terjerat jaringmu!'

'Semua itu mungkin benar,' jawab Pak Tani. 'Tetapi kamu tertangkap bersama para pencuri! Dan akibatnya kamu juga harus menanggung kesalahan para pencuri itu!'
Kemudian Pak Tani berkata bijak 'Kita dikenal karena teman teman kita.' (Tamat)


Dan itulah kisah cerita yang sangat bagus untuk menjadi renungan kita bawasanya kita akan dilihat dengan siapa kita bergaul dan mungkin kita juga akan terjerumus bahkan terfitnah perbuatan yang telah di lakukan oleh golongan kelompok yang kita ikuti tersebut.

Pesan dari cerita Dongeng Anak adalah : Pandai-pandailah memilih teman, karena teman yang baik membawa kita dalam kebaikan dan sebaliknya teman yang buruk akan membawa kita kepada keburukan dan kita mungkin juga akan menanggung perbuatan yang mereka lakukan.

Dongeng Lainnya . . . .

Cerita Dongeng Anak Angsa Bertelur Emas

Assalamu'alaikum warahmatullah, Banyak orang-orang yang berkumpul di sebuah toko penjual telur di sebuah pasar sebuah desa. Yang berada di luar toko ingin maju masuk ke dalam, sedangkan yang di dalam toko ingin lebih dekat lagi ke depan meja. Mereka datang dari berbagai penjuru negeri karena mendengar ada sebuah angsa yang bisa bertelur emas, mereka ingin melihatnya secara langsung dengan mata kepala sendiri. Dan kemudian di depan para orang-orang yang berkumpul hal ajaib itu terjadi sesuatu yang mereka dengar. Di atas meja berkilauan karena terkena sinar matahari, tergeletak sebuah telur emas yang sangat indah!

Mereka menggenggam erat-erat uang mereka, dahi dan tangan mereka sampai berkeringat, dan mereka mengacung- acungkan tangannya seraya berkata ingin membeli telur emas itu. Tapi walaupun si pedagang sangat senang dan dia bersemangat karena bisa menjual telur emas yang mahal itu, tetapi pedagang hanya bisa menjual satu telur emas sehari karena angsanya itu hanya bisa bertelur sehari sekali, yang lain terpaksa menunggu untuk keesokan harinya.
Ilustrasi Angsa Bertelur Emas +Flickr

Pedagang itu benar-benar tidak puas dengan angsanya yang hanya bisa bertelur satu kali sehari, dia ingin segera punya banyak telur emas dan menjualnya. Lalu terlintas dalam benaknya sebuah cara untuk mendapatkan banyak telur emas, Pedagang yang rakus itu berencana akan membunuh si Angsa! Ia akan mengambil semua telur yang berada di dalam tubuhnya sekaligus. Dia sudah tidak sabar ingin segera cepat mendapatkan uang dan kaya.

Lihat website katapengertian.com untuk lebih menambah wawasan anda.

Para pembeli bersorak gembira ketika si pedagang mengumumkan rencananya pada mereka. Kemudian dengan hati-hati dia menyembelih angsa dan mencari-cari telur yang berada di dalam tubuhnya. Orang-orang menahan nafasnya. "Dia menyembelih burungnya!" orang-orang bergumam dengan kebingungan.

Lalu ada seorang nenek tua yang berkata dengan bijak, 'Ya, dan dia telah melakukan kesalahan yang besar! Kalian semua akan melihat angsa itu sekarang hanyalah seekor burung biasa. Tentu saja karena ia sudah mati.'

Dan perkataan seorang nenek tua itu ternyata benar terjadi di sana berbaring seekor angsa yang cantik, yang sudah mati tapi tak ada sebutir telur pun terletak di dalam tubuhnya. Sekarang angsa itu hanya berguna untuk jadi angsa panggang. 'Dia sudah membunuh angsa yang memberinya telur emas!' seorang peternak berkata sedih. Orang-orang pun meninggalkan toko pedagang itu dan berjalan pulang, dan si pedagang pun sangat menyesal dengan perbuatan yang di lakukannya tersebut. (Tamat)

Baca Juga: Cerita Dongeng Anak Petani dan Burung Bangau

Demikianlah cerita dongeng anak yang telah kami hadirkan untuk anda semoga bisa menjadi pengingat tentang perbuatan kita yang berlebih lebihan itu akan membuat kita terlena dan mengambil jalan yang salah.
Pesan dari Cerita Dongeng Anak ini adalah : Jangan rakus! Jangan tamak, Suka mengambil jalan instan dan serakah!

Dongeng Lainnya . . . .